A.
Pengertian Analisis Wacana Kritis
Analisis wacana kritis (AWK) adalah sebuah
upaya atau proses (penguraian) untuk memberi penjelasan dari sebuah teks
(realitas sosial) yang mau atau sedang dikaji oleh seseorang atau kelompok
dominan yang kecenderungannya mempunyai tujuan tertentu untuk memperoleh apa
yang diinginkan. Artinya, dalam sebuah konteks harus disadari akan adanya
kepentingan. Oleh karena itu, analisis yang terbentuk nantinya disadari telah
dipengaruhi oleh si penulis dari berbagai faktor. Selain itu harus disadari
pula bahwa di balik wacana itu terdapat makna dan citra yang diinginkan serta
kepentingan yang sedang diperjuangkan.
B.
Karakteristik Analisis Wacana Kritis
Berikut ini disajikan karakteristik penting
dari analisis wacana kritis. Bahan diambil dari tulisan Teurn A. van Dijk,
Fairclough, Wodak.
1.
Tindakan
Prinsip pertama, wacana dipahami sebagai
sebuah tindakan (action). Dengan pemahaman semacam ini mengasosiasikan wacana
sebagai bentuk interaksi. wacana bukan ditempatkan seperti dalam ruang tertutup
dan internal. Orang berbicara atau menulis bukan ditafsirkan sebagai ia menulis
atau berbicara untuk dirinya sendiri, seperti kalau orang sedang mengigau atau
di bawah hipnotis. Seseorang berbicara, menulis, dan menggunakan bahasa untuk
berinteraksi dan berhubungan dengan orang lain. Dengan pemahaman semacam ini,
ada beberapa konsekuensi bagaimana wacana harus dipandang. Pertama, wacana
dipandang sebagai sesuatu yang bertujuan, apakah untuk mempengaruhi, mendebat,
membujuk, menyangga, bereaksi, dan sebagainya. Seseorang berbicara atau menulis
mempunyai maksud tertentu, baik besar maupun kecil. Kedua, wacana dipahami
sebagai sesuatu yang diekspresikan secara sadar, terkontrol, bukan sesuatu yang
di luar kendali atau diekspresikan di luar kesadaran.
2.
Konteks
Analisis wacana kritis mempertimbangkan
konteks dari wacana, seperti latar, situasi, peristiwa, dan kondisi. Wacana di
sini dipandang diproduksi, dimengerti, dan dianalisis pada suatu konteks
tertentu. Mengikuti Guy Cook, analisis wacana juga memeriksa konteks dari
komunikasi: siapa yang mengkomunikasikan dengan siapa dan mengapa; dalam jenis
khalayak dan situasi apa; melalui medium apa;
bagaimana perbedaan tipe dan perkembangan komunikasi; dan hubungan untuk
masing-masing pihak. Tiga hal sentaralnya adalah teks, konteks, dan wacana.Teks
(semua bentuk bahasa, bukan hanya kata-kata yang tercetak di lembar kertas,
tetapi semua jenis ekspresi komunikasi). Konteks (memasukan semua jenis situasi
dan hal yang berada diluar teks dan mempengaruhi pemakaian bahasa, situasi
dimana teks itu diproduksi serta fungsi yang dimaksudkan). Wacana dimaknai
sebagai konteks dan teks secara bersama. Titik perhatianya adalah analisis
wacana menggambarkan teks dan konteks secara bersama-sama dalam proses
komunikasi. Titik tolak dari analisis wacana di sini, bahasa tidak bisa
dimengerti sebagai mekanisme internal dari linguistik semata, bukan suatu objek
yang diisolasi dalam ruang tertutup. Bahasa di sini dipahami dalam konteks
secara keseluruhan.
Ada beberapa konteks yang penting karena
berpengaruh terhadap produksi wacana. Pertama, partisipan wacana, latar siapa
yang memproduksi wacana. Jenis kelamin, umur, pendidikan, kelas sosial, etnis,
agama, dalam banyak hal relevan dalam menggambarkan wacana. Misalnya, seseorang
berbicara dalam pandangan tertentu karena ia laki-laki, atau karena ia
berpendidikan. Kedua, setting sosial tertentu, seperti tempat, waktu, posisi
pembicara dan pendengar atau lingkungan fisik adalah konteks yang berguna untuk
mengerti suatu wacana. Misalnya, pembicaraan di tempat kuliah berbeda dengan di
jalan. Setting, seperti tempat itu privat atau publik, dalam suasana formal
atau informal, atau pada ruang tertentu memberikan wacana tertentu pula. Berbicara di ruang kelas berbeda dengan
berbicara di rumah dan juga di pasar, karena situasi sosial atau aturan yang berbeda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar